Selasa, 06 November 2018
Jumat, 13 April 2018
Teori Antrian
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Antrian disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1. Single Channel - Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur (antrian) yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh:
Gambar diatas merupakan contoh tempat makanan cepat saji Ayam Keprabon yang berlokasikan di jalan akses UI, Kelapa Dua, Depok. Pada tempat tersebut, pembeli memesan makanan dalam satu antrian dan langsung membayar makanan di satu kasir saja saat itu juga.
2. Single Channel - Multi Phase
Sama seperti model pertama, yang membedakan disini adalah Multi Phase. Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan.
Contoh:
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1. Single Channel - Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur (antrian) yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh:
2. Single Channel - Multi Phase
Sama seperti model pertama, yang membedakan disini adalah Multi Phase. Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan.
Contoh:
Contoh dari model antrian ini adalah tempat pencucian motor yang berada di Jalan RTM, Kelapa Dua, Depok. Gambar pertama motor dicuci terlebih dahulu (motor merah).
Kemudian setelah dicuci, motor dikeringkan dengan cara dilap (motor biru). Proses ini dilakukan secara berurutan setelah pencucian selesai.
3. Multi Channel - Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Contoh:
Contoh dalam model ini adalah Bank DKI yang berlokasikan di Kampus G Universitas Gunadarma Depok. Pada Bank ini, terdapat dua teller (channel) dan satu antrian (phase). Setelah mengambil nomor antrian, nasabah menunggu antrian dan kemudian dipanggil oleh salah satu teller.
4. Multi Channel - Multi Phase
Sistem ini memiliki beberapa fasilitas pelayanan dalam banyak jalur atau melalui beberapa tahapan. Contoh:
Dan contoh terakhir adalah sistem di stasiun. Gambar diatas berlokasikan di Stasiun Universitas Indonesia. Pada stasiun memiliki beberapa pelayanan dan beberapa antrian. Sebelum menaiki kereta, kita harus membeli tiket dengan banyak antrian dan banyak loket seperti pada gambar diatas.
Lalu setelah kita membeli tiket di loket, kita mengantri lagi untuk masuk ke stasiun melalui alat tap seperti pada gambar.
Kamis, 22 Maret 2018
Rekayasa Lalu Lintas Jalan Kelapa Dua Depok dengan Penambahan Jalan
Jalan Kelapa Dua Depok yang terletak di Kota Depok merupakan jalan umum strategis yang menghubungkan beberapa kota, seperti Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok Kota (Margonda), dan jalan penghubung alternatif ke arah Bogor selain melewati jalan Juanda. Dengan kondisi seperti itu menyebabkan penumpukan kendaraan di ruas jalan ini karena menghubungkan berbagai kota. Lampu Lalu Lintas pada jalan ini tidak selalu hidup dan angkutan umum yang tidak tertib menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan yang panjang pada jalan Kelapa Dua Depok ini, khususnya pada saat pagi dan sore hari dimana orang-orang mulai berangkat dan pulang bekerja.
Dengan kondisi seperti ini, saya memiliki ide rekayasa lalu lintas pada ruas jalan Kelapa Dua Depok ini, yaitu dengan membuat 3 jalan penghubung langsung jauh dari lampu lalu lintas karena jalan dari arah Hankam sudah memiliki jalan pintas melewati markas brimob.
Penambahan jalan dibuat jauh sebelum perempatan dengan tujuan mencegah kemacetan dengan mengurangi volume kendaraan yang melewati perempatan secara langsung. Adapun kekurangan nya yaitu dengan melakukan penggusuran. Akan tetapi, menurut saya penambahan jalan ini adalah solusi yang cukup pas mengurangi kemacetan dikarenakan jumlah kendaraan akan terus meningkat sedangkan jalan utama kelapa dua hanya memiliki satu opsi pilihan, yaitu melewati perempatan. Selain itu dapat juga dilakukan pengaturan lamanya waktu lampu merah, Dari arah Jakarta Selatan dan Jalan Raya Bogor di percepat sedangkan dari arah Jakarta Utara dan Jalan Juanda diperlambat karena volume kendaraan dari dua arah tersebut terbilang minim tidak sebanyak Jakarta Selatan dan Jalan Raya Bogor.
Kembali lagi pada dasarnya solusi yang paling ampuh untuk mengurangi kemacetan adalah kesadaran dari diri sendiri untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi melainkan kendaraan umum, sehingga volume kendaraan pun berkurang dan tidak perlu dilakukan perubahan yang signifikan terhadap kondisi jalan.
Langganan:
Postingan (Atom)